Buku
The Subtle Art Of Not Giving A Fuck (Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo
Amat) karya Mark Manson adalah salah satu buku bestseller The New York
Times dan Washington Post. Terbit pertama kali di New York oleh penerbit HarperOne
Kemudian diterbitkan dalam Bahasa Indonesia pada Februari 2018 oleh
penerbit Gramedia. Mark Manson adalah seorang penulis dan blogger swadaya asal
Amerika Serikat lulusan Boston University pada tahun 2007. Manson memulai karir
di dunia digital sebagai seorang blogger sejak tahun 2009 dan sering berpindah
ke luar negeri sebagai nomad digital.
Sebagai
sebuah buku Self-Improvment dengan penamaan judulnya terkandung kata-kata
vulgar merupakan hal yang tidak wajar dan terkesan kurang memberikan nilai dan
pengaruh baik terhadap pembaca. Tetapi di satu sisi judul buku ini menarik dan
tidak biasanya. Karena di saat buku Self-Improvement lainnya kebanyakan
mengingatkan dan mengajak kita untuk peduli. Tetapi buku ini menyarankan kita
untuk bersikap bodo amat. Setelah saya baca dan pahami makna yang terkandung
dari buku ini saya mulai mengerti akan kandungan nilai-nilai tentang kehidupan
yang mark manson tuliskan dalam bukunya.
Hampir
semua manusia memiliki banyak hal yang dipedulikan dalam hidupnya. Terutama
hasrat dan harapan untuk menggapai cita-citanya. Budaya kita hari ini terobsesi untuk
mewujudkan harapan-harapan positif yang mustahil di gapai. Ironisnya, pengarahan
pemikiran pada hal-hal tersebut hanya akan mengafirmasi segala kekurangan kita.
Oleh karena itu, memedulikan terlalu banyak hal akan berakibat buruk pada
kesehatan mental. Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan
lebih banyak hal, tetapi tentang memedulikan apa yang benar-benar penting dan
melepaskan segala hal lainnya yang dapat merusak kebahagiaan kita.
Masyarakat
kita ini sekarang lewat konsumsi media sosial yang tinggi telah melahirkan
generasi yang percaya bahwa pengalaman negatif itu sangat tidak baik. Melihat
orang lain berfoto dengan pacarnya yang cantik, mereka yang baru saja membeli
barang mewah dan sekelompok orang yang baru saja menghabiskan liburannya di
hawai sementara diri kita terjebak dalam lingkaran setan dan tidak merasakan
kenikmatan yang orang lain rasakan. Oleh karena itu, saat ini pikiran-pikiran
kita selalu di selimuti kecemasan-kecemasan yang bahkan membuat kita cemas,
Kesedihan yang membuat anda semakin sedih, kekhawatiran yang membuat kita
semakin khawatir, dan amarah yang sering kali membuat kita marah.
Berbagai
macam kekacauan dan memedulikan yang tidak pantas untuk dipedulikan yang anda
rasakan sebenarnya melahirkan rasa kurang bersyukur. Akibat dari kita ingin
dikenal malah mempertegas bahwa kita merasa kesepian dan akibat dari kita ingin
kaya mempertegas bahwa kita merasa miskin, jadi cukup bodo amat dengan semua
itu dan mulai peduli dengan apa yang penting bagimu.
Kemudian
Mark menjelaskan bahwa masalah akan selalu ada dan silih berganti menghantam kehidupan
kita. Masalah tidak bisa kita hindari dan harus kita hadapi. Kegagalan
menghadapi masalah adalah baik dan menuntut kita melakukan pembenahan diri.
Selain itu, kita perlu bodo amat terhadap kepastian, cukup dengan
ketidakpastian dan kita akan merasa nyaman. Karena kita tidak tahu apakah kita
layak dicintai, dikawani, dan sebagainya. Jangan pula kita merasa istimewa
karena dengan begitu kita menutup diri terhadap perbaikan. Karena dengan merasa
biasa-biasa saja kita akan membuka peluang untuk selalu belajar dan membenahi
diri.
Akhirulkalam, buku ini memiliki daya tarik berupa penyampaian yang santai dan nyeleneh. Lebih dari itu Mark memberikan juga contoh terhadap apa yang dia sampaikan seperti mengajak kita untuk belajar dari fakta sejarah masa lalu kemudian mark kemas ulang agar menjadi serangkaian narasi utuh untuk memotivasi kita sebagai pembaca. Selamat membaca kawan !
Tabik !
Philosopach
Kebahagiaan yang sejati akan terwujud hanya jika ketika anda menemukan masalah, anda menikmatinya, dan menikmati proses pemecahannya. -MarkManson-
Comments
Post a Comment