“Kisah-Kisah
Akhlak Mulia Rasulullah Memperlakukan Orang-Orang Lemah”
Sudah
kewajiban seorang muslimin meneladani dan mengkaji perjalanan hidup Rasulullah.
Apa yang Nabi Muhammad SAW sampaikan lewat Quran dan Hadist sebagai utusan Allah
SWT telah menjadi teladan bagi seluruh aspek kehidupan peradaban manusia.
Sebagai delegasi Tuhan semesta alam beliau benar-benar memiliki kepribadian dan
keteladanan gemilang yang sudah terpatri pada dirinya sejak lahir hingga
penghujung hayatnya. Sebuah sosok teladan yang terpelihara dari segala
dosa,khilaf, dan salah. Tak ada celah bagi setan serta iblis dari kalangannya
untuk mengganggu apalagi menyesatkan beliau. Selain itu beliau tidak hanya
sekedar utusan saja melainkan seorang pemimpin, penguasa, sekaligus panglima
kaum muslimin.
Mengkaji kisah hidup kekasih Allah yaitu Nabi Muhammad SAW merupakan suatu keharusan tidak hanya untuk kaum muslimin tetapi bagi kebaikan dan kemaslahatan seluruh umat manusia di muka bumi. Buku karya Raghib Al-Sirjani yang berjudul Nabi Kaum Mustad’afin “kisah-kisah akhlak mulia rasulullah memperlakukan orang-orang lemah” adalah bukti nyata bagaimana salah satu aspek keteladanan Nabi Muhammad SAW melalui sikap-sikapnya memberikan perhatian dan perlindungan terhadap orang-orang lemah pada zaman itu. Bagi saya pribadi buku ini tak hanya sekedar sebagai sumber pengetahuan tentang akhlak Nabi utusan terakhir Allah SWT tetapi menjadi ilmu keteladanan sikap yang harus kita praktekan sebagai umatnya agar selamat dunia akhirat.
Setiap manusia tanpa terkecuali memang hakikatnya lemah. Manusia tak luput dari berbagai kelemahan yang menyertainya. Allah SWT menyatakan dalam QS : Al-Nisa (4) : 28 bahwa “Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah”. Oleh karena itu, kelemahan merupakan suatu yang wajar dalam diri seorang manusia. Buku karya Raghib Al-Sirjani sejatinya menerangkan bahwa ada beberapa kelompok manusia yang digolongkan lemah melihat dari perangai Nabi Muhammad SAW memperlakukan mereka dengan penuh perhatian dan kasing sayang. Perlu kita ketahui bahwa pada zaman Rasulullah orang yang tergolong lemah tak berdaya akan keadaan serta hak-hak mereka acap kali dirampas.
Tabik !
Philosopach
Betapa banyak kebaikan terbuang sia-sia, dan betapa banyak warisan besar yang terabaikan saat manusia melalaikan sejarah dan peradaban kita. -Raghib Al-Sirjani-
Comments
Post a Comment